Minggu, 2008 Agustus 17

Pertanyaannya sekarang adalah apakah Republik Indonesia yang tercinta ini sudah benar-benar merdeka dalam arti yang sesungguhnya? Ataukah proklamasi yang telah dirintis oleh para Founding Fathers 63 tahun yang lalu, kini hanya tinggal kenangan karena sesungguhnya kemerdekaan saat ini adalah nisbi. Realitanya, menurut sebagian orang, bangsa ini masih dijajah oleh bangsa lain, baik secara politik, ekonomi, maupun budaya. Perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus, hanyalah romatisme masa lalu yang bersifat seremonial semata.
Sementara bagi sebagian orang lagi yang optimistis, menjadikan momentum Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ini sebagai ajang refleksi untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme kita sebagai bangsa yang telah mendekati titik nadir, bahkan mungkin telah pupus. Dengan semangat nasionalisme inilah kita akan dapat memerdekakan diri kita dari penjajahan materi, westernisasi, fanatisme sempit, kemalasan dan kebodohan.
Semangat nasionalisme ini diyakini pada akhirnya akan berimplikasi pada penemuan kembali karakter asli bangsa ini, yaitu bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan agama, etos kerja yang tinggi, semangat gotong-royong, dan budaya nusantara. Bangsa yang membangun dirinya sendiri sesuai dengan karakternya tanpa bergantung pada bangsa lain, tentu akan berdampak pada kemandirian bangsa secara politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Suatu bangsa yang mandiri adalah hakikat dari bangsa yang merdeka.
Akhirnya, harapan kita, semoga dengan semangat nasionalisme, Bangsa Indonesia bisa meraih kembali hakikat kemerdekaannya yang telah lama hilang. Merdeka!
2 komentar:
Bezanya Merdeka Malaysia dengan Indonesia, di sana lebih 'semangat' berbanding di sini, agak lesu.
Kami Merdeka palsu dengan angan2 kosong.
Tapi bukan semua negara jajahan mengalami merdeka yang palsu bukan?
:)
That's right, friend.
Karena bangsa yang Merdeka adalah bangsa yang bebas dari penjajahan bangsa lain, baik secara politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Posting Komentar